Menjelang di setiap lima belas hari akhir bulan Sya’ban , memasuki bulan suci Ramadhan hampir disetiap pelosok desa maupun kampung di Negeri Serumpun Sebalai Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengadakan perayaan ruwahan atau ruwah kubur yang sudah menjadi tradisi turun temurun di masyarakatnya sejak dulu, memanjatkan do’a kepada Allah s.w.t mendo’akan orang tua, keluarga dan kerabat tercinta yang telah mendahului meninggal dunia, membaca surah Yasin secara berjama’ah, perayaan ruwah kubur biasanya diawali dengan membersihkan kuburan mereka secara bersama-sama, mensucikan diri dengan cara bersedekah kepada sesama, memohon atau meminta maaf antar sesama, terutama kepada kedua orang tua kita yang masih hidup, maupun kepada semua kerabat dengan cara tulus ikhlas saling memaafkan atas khilaf dan dosa yang kita perbuat di sadari ataupun tidak dengan harapan semoga dalam menjalankan ibadah puasanya nanti berjalan dengan khusuk semata-mata untuk beribadah mencari keridhoan Allah semata.
Dalam perayaan ruwah kubur tahun 1435 Hijriyah kali ini, Masyarkat Desa Penagan Kecamatan Mendobarat Kabupaten Bangka dilakukan di Masjid " Al-Huda " secara sederhana mendatangkan penceramah agama oleh penceramah Ustazd Fikri Djamalludin, dan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung yang di wakili oleh Asisten III Bidang Administrasi Umum Bapak Nadjamuddin,SH.
Pada kesempatan tersebut dalam sambutanya,” beliau menghimbau kepada masyarakat dan generasi muda bersama Pemerintah untuk dapat menjaga, melestarikan budaya tradisi ruwah kubur ini dengan sebaik-baiknya. Kepedulian tradisi seperti ini terus untuk di jaga bermuara pada kebersamaan sebagai bentuk ibadah, movitasi modal awal sebagai aset agenda budaya dalam mengisi pembangunan di Bangka Belitung lewat perayaan tradisi ruwah kubur ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar